Ibadah umroh sering disebutsebagai haji kecil, merupakan ibadah yang sangat utama.Ibadah yang sangat dirindukan seluruh umat muslimuntuk bisa menunaikannya.bahkan bagi yang sudah bisa menunaikkanya pun senantiasa sangat rindu ingin kembali berkunjung ke Baitullah. Ibadah umrah merupakan ibadah yang dianjurkan oleh allah SWT berdasarkan ayat yang terdapat dalam al-Quran.

Berikut perintah ayat dalam Al Quran disyariatkannya ibadah umroh bagi umat muslim:

AL-QUR’AN

Surat Al-Baqarah Ayat 158

إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ

Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi’ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber’umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.

Surat Al-Baqarah Ayat 196 :

وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلَّهِ ۚ فَإِنْ أُحْصِرْتُمْ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِ ۖ وَلَا تَحْلِقُوا رُءُوسَكُمْ حَتَّىٰ يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّهُ ۚ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ بِهِ أَذًى مِنْ رَأْسِهِ فَفِدْيَةٌ مِنْ صِيَامٍ أَوْ صَدَقَةٍ أَوْ نُسُكٍ ۚ فَإِذَا أَمِنْتُمْ فَمَنْ تَمَتَّعَ بِالْعُمْرَةِ إِلَى الْحَجِّ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِ ۚ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ فِي الْحَجِّ وَسَبْعَةٍ إِذَا رَجَعْتُمْ ۗ تِلْكَ عَشَرَةٌ كَامِلَةٌ ۗ ذَٰلِكَ لِمَنْ لَمْ يَكُنْ أَهْلُهُ حَاضِرِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Dan sempurnakanlah ibadah haji dan ‘umrah karena Allah. Jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah) korban yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya berfid-yah, yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban. Apabila kamu telah (merasa) aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan ‘umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat. Tetapi jika ia tidak menemukan (binatang korban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. Demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Mekah). Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya.

وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالاً وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ

“Dan berserulah kepada MANUSIA untuk mengerjakan Wajib haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh “ ( QS. AL-Hajj 27).

وَللهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ اْلبَيْتِ مَنِ اسْتَطاَعَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللهَ غَنِيٌّ عَنِ اْلعَالَمِيْنَ

“Mengerjakan haji adalah kewajiban MANUSIA terhadap Allah, yaitu (bagi) yang SANGGUP mengadakan (satu) perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali Imran 97) وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلَّهِ [البقرة١٩٦]

Dan Sempurnakanlah Ibadah Haji Dan ‘Umrah Karena Allah.

HADITS QUDSI TIGA UNSUR KEWAJIBAN UMROHHAJI KESEHATAN, KELAPANGAN REJEKI DAN WAKTU LIMA BAHKAN EMPAT TAHUN عَن أَبِي سَعِيدٍ , رَضِيَ الله عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ الله صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم ، قَالَ إِنَّ الله , عَزَّ وَجَلَّ , يَقُولُ إِنَّ عَبْدًا أَصْحَحْتُ لَهُ جِسْمَهُ ، وَأَوْسَعْتُ عَلَيْهِ فِي الْمَعِيشَةِ تَمْضِي عَلَيْهِ خَمْسَةُ أَعْوَامٍ لاَ يَفِدُ إِلَيَّ لَمَحْرُومٌ. Rasulullah Saw Bersabda “Allah Berfirman “Sesungguhnya Seorang Hamba Telah Aku Sehatkan Badannya, Aku Luaskan Rezekinya, Tetapi Berlalu Dari Lima Tahun Dan Dia Tidak Menghandiri Undangan-Ku (HajiUmroh), Maka Sungguh Dia Orang Yang Benar-Benar Terhalang (Dari Rahmat Allah Dan Kebaikan Tak Terbatas)”. Hr. Ibnu Hibban Dan Dishahihkan Oleh Al Albani Di Dalam Kitab Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, No. 1662. إنَّ عبدًا أصححتُ له بدنه، وأوسعتُ عليه في الرزق، ثم لم يَفِد إليَّ بعد أربعة أعوام لمحروم . - رواه الطبراني في الأوسط، وأبو يعلى عن أبي الدرداء وهو حديث صحيح بطرقه، وشواهده. Artinya Rasulullah Saw Bersabda “Allah Berfirman “Sesungguhnya Seorang Hamba Telah Aku Sehatkan Badannya, Dan Aku Luaskan Rezekinya,Kemudian Berlalu Kondisi Itu Selama Empat Tahun Dan Dia Tidak Menghandiri Undangan-Ku (HajiUmroh), Maka Sungguh Dia Orang Yang Benar-Benar Terhalang (Dari Rahmat Allah Dan Kebaikan Tak Terbatas)”. Hr.At_Thobrani Dan Abu Ya’la.

AS-SUNNAH AN-NABAWIYAH قَالَ ابْنُ عُمَرَ اعْتَمَرَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم قَبْلَ أَنْ يَحُجَّ‏.‏(صحيح البخاري) Sahabat Ibnu Umar ra Berkata “Nabi saw Telah Menunaikan Ibadah Umroh Sebelum Menunaikan Ibadah Haji”.Kitab Shahih Bukhori. عَنْ قَتَادَةَ، سَأَلْتُ أَنَسًا رضى الله عنه كَمِ اعْتَمَرَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم قَالَ أَرْبَعٌ عُمْرَةُ الْحُدَيْبِيَةِ فِي ذِي الْقَعْدَةِ، حَيْثُ صَدَّهُ الْمُشْرِكُونَ، وَعُمْرَةٌ مِنَ الْعَامِ الْمُقْبِلِ فِي ذِي الْقَعْدَةِ، حَيْثُ صَالَحَهُمْ، وَعُمْرَةُ الْجِعْرَانَةِ إِذْ قَسَمَ غَنِيمَةَ أُرَاهُ حُنَيْنٍ‏.‏ قُلْتُ كَمْ حَجَّ قَالَ وَاحِدَةً‏.‏- رواه البخاري. Dari Qotadah,Saya Bertanya Kepada Sahabat Anas Ra,Berapa Kali Nabi Saw Menunaikan Ibadah Umroh Beliau Menjawab “Empat Kali Umroh,1-Umroh Perjanjian Hudaibiyyah Dibulan Dzul Qo’dah,Saat Dihadang Oleh Orang-Orang Musyrik,2-Umroh Tahun Berikut Nya Dibulan Dzul Qo’dah,Sesuai Kesepakatan Sebelumnya,3-Umroh Dari Ji’ronah, Ketika Beliau Membagi-Bagikan Ghanimah (Harta Rampasan Perang). Aku Menduga Yg Dimaksudnya Adl Ghanimah Perang Hunain.- Qotadah Bertanya Berapa Kali Nabi Saw Berhaji Anas Ra Menjawab Satu Kali-Sekaligus Berumroh Yg Ke4-. HR Bukhori عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏‏ ‏.‏ ‏ جِهَادُ الْكَبِيرِ وَالصَّغِيرِ وَالضَّعِيفِ وَالْمَرْأَةِ الْحَجُّ وَالْعُمْرَةُ ‏- سنن النسائي وحسنه الألباني Rasulullah saw Bersabda “Jihadnya Orang Tua,Anak Kecil,Orang LemahDluafa’,Dan Wanita Adalah HAJI dan UMROH”. HR An_Nasa’i. عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « تَعْجَّلُوا إِلَى الْحَجِّ – يَعْنِى الْفَرِيضَةَ – فَإِنَّ أَحَدَكُمْ لاَ يَدْرِى مَا يَعْرِضُ لَهُ ». رواه أحمد Artinya “Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata “Rasulullah shallallahu shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “Bersegeralah menunaikan haji yaitu yang wajib, karena sesungguhnya kalian tidak mengetahui apa yang akan menghadang baginya”. HR. Ahmad dan dihasankan oleh Al Albani di dalam kitab Irwa Al Ghalil, 990. قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ أَرَادَ الْحَجَّ فَلْيَتَعَجَّلْ فَإِنَّهُ قَدْ يَمْرَضُ الْمَرِيضُ وَتَضِلُّ الضَّالَّةُ وَتَعْرِضُ الْحَاجَةُ ». Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam Bersabda “Barangsiapa Yang Ingin Pergi Haji Maka Hendaklah Ia Bersegera, Karena Sesungguhnya Kadang Datang Penyakit, Atau Kadang Hilang Hewan Tunggangan Atau Terkadang Ada Keperluan Lain (Mendesak)”. HR. Ibnu Majah Dan Dihasanka Oleh Al Albani Di Dalam Kitab Shahih Al Jami’, No. 6004. قَالَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا لَيْسَ أَحَدٌ إِلاَّ وَعَلَيْهِ حَجَّةٌ وَعُمْرَةٌ - صحيح البخاري Sahabat Ibnu Umar ra Berkata “Tidak ada seorang muslim pun kecuali yang bersangkutan berkewajiban untuk menunaikan ibadah haji dan umroh, (masing-masing satu kali)”. (HR Bukhori).

قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا إِنَّهَا لَقَرِينَتُهَا فِي كِتَابِ اللَّهِ وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلَّهِ- صحيح البخاري Sahabat Ibnu Abbas ra Berkata “Sungguh kewajiban umroh itu setingkat dengan kewajiban ibadah haji di dalam kitab AllahAl-Quran,sesuai dengan firman Allah “…dan sempurnakanlah ibadah haji dan ibadah umroh karena Allah semata”. (HR Bukhori). UMAR BIN KHATAB RA MENGATAKAN MEREKA BUKAN ORANG ISLAM… 3X..SILAHKAN MATI SEBAGAI YAHIDINASHRANI. لَقَدْ هَمَمْتُ أَنَّ أَبْعَثَ رِجَالًا إِلَى هَذِهِ الْأَمْصَارِ فَيَنْظُرُوا كُلَّ مَنْ كَانَ لَهُ جَدَّةٌ فَلَمْ يَحُجَّ، فَيَضْرِبُوا عَلَيْهِمُ الْجِزْيَةَ مَا هُمْ بمسلمين، ما هم بمسلمين “Sesungguhnya Saya Berkeinginan Bisa Mengutus Sekelompok Orang Ke Daerah-Daerah. Mereka Mencari Orang Yang Punya Kemampuan Tetapi Tidak Pergi Haji, Untuk Menjatuhkan Jizyah (Upeti) Kpeada Mereka. Mereka (Yang Semacam Ini) Bukanlah Muslim, Mereka Bukanlah Muslim.” (Tafsir Ibnu Katsir, 285) Hr. Said Bin Mashur, Dishahihkan (Jalurnya) Oleh Ibnu Hajar Dalam Talkhis Habir, Secara Mauquf Dalam riwayat yang lain, وفي رواية أنه قال ليمت يهودياً أو نصرانياً – يقولها ثلاث مرات – رجل مات ولم يحج، ووجد لذلك سعة، وخُلِّيت سبيله “Hendaknya Mereka Mati Dalam Keadaan Yahudi Atau Nashrani –Dikatakan Tiga Kali- Seorang Yang Mati Kemudian (Sengaja) Tidak Berhaji, (Padahal) Ia Mendapat Keluasan (Rezeki) Dan Jalan Yang Aman Tanpa Penghalang.” Hr. Baihaqi, Dishahihkan (Jalurnya) Oleh Ibnu Hajar Dalam Talkhis Habir